Edukasi Sistem Pengusir Nyamuk Otomatis Berbasis Gelombang Ultrasonik dan Internet of Things (IoT) di Lingkungan Sekolah SMKN 3 Kota Serang
Published on: 29 Sep 2025

Kegiatan Teknik Elektro Unpam Serang
Sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kesadaran serta pemahaman masyarakat sekolah tentang pencegahan
penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), tim pengabdian masyarakat dari
kolaborasi dosen dan mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas
Pamulang (Kota Serang) telah melaksanakan program inovatif bertajuk “Edukasi
Sistem Pengusir Nyamuk Otomatis Berbasis Gelombang Ultrasonik dan Internet of
Things (IoT) di Lingkungan Sekolah SMKN 3 Kota Serang” pada tanggal 24
September 2025. Program ini diketuai oleh Ita Mubarokah, S.T., M.T dengan
didukung oleh dosen ahli lainnya, yaitu Amin Widodo, S.T., M.Kom dan Thia
Anissa, S.Pd., M.Eng serta mahasiswa yang terlibat aktif dalam setiap tahap
kegiatan. Tujuan utama program ini adalah memperkenalkan teknologi pencegah
nyamuk modern yang ramah lingkungan sekaligus meningkatkan kepedulian warga
sekolah terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Kegiatan dimulai dengan sambutan
dari Kepala Sekolah SMKN 3 Kota Serang, Ibu Ade Susianti, M.Pd. Beliau
menekankan pentingnya inovasi teknologi dalam upaya preventif penyebaran
penyakit menular seperti DBD, khususnya di lingkungan sekolah yang rentan
karena jumlah siswanya yang padat. Sambutan tersebut mendapat respon positif
dari peserta yang hadir, baik guru maupun siswa, yang menunjukkan antusiasme
tinggi untuk memahami teknologi pengusir nyamuk otomatis ini.
Setelah itu, tim pengabdi
memberikan presentasi mengenai bahaya DBD, pola penyebarannya, serta pentingnya
upaya preventif berbasis teknologi. Peserta diperkenalkan dengan konsep
penggunaan gelombang ultrasonik sebagai pengusir nyamuk, yang bekerja dengan
memancarkan frekuensi tertentu yang tidak nyaman bagi nyamuk namun aman bagi
manusia. Teknologi ini dikombinasikan dengan sistem IoT, sehingga perangkat
dapat dipantau dan dikontrol secara real-time melalui aplikasi di smartphone.
Penjelasan ini diperkuat dengan demonstrasi langsung, di mana peserta dapat
melihat cara kerja prototipe alat yang dirancang oleh tim.
Salah satu siswa mengungkapkan
rasa kagumnya setelah melihat bagaimana perangkat kecil dapat diaktifkan dan
dipantau melalui aplikasi ponsel. Hal serupa dirasakan peserta lainnya yang
menilai teknologi ini sangat praktis, higienis, dan bermanfaat untuk lingkungan
sekolah. Sesi diskusi kemudian digelar, memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya mengenai efektivitas gelombang ultrasonik, daya jangkau
perangkat, serta cara pemeliharaannya. Banyak dari mereka menyampaikan
pengalaman pribadi terkait maraknya kasus DBD di lingkungan tempat tinggal
mereka dan menilai inovasi ini sebagai solusi yang tepat.
Tim pengabdian juga menekankan
manfaat jangka panjang penerapan sistem ini, antara lain berkurangnya risiko
penularan DBD di sekolah, terciptanya lingkungan belajar yang lebih sehat,
serta penguatan budaya hidup bersih dan sehat di kalangan siswa. Di akhir
kegiatan, tim pengabdian membagikan modul panduan penggunaan alat serta
sertifikat partisipasi. Modul tersebut berisi tata cara pemasangan,
pemeliharaan, serta cara mengakses data pemantauan melalui aplikasi, sehingga
peserta dapat lebih mandiri dalam menggunakan teknologi ini di lingkungan
sekolah maupun rumah.
Ibu Ade Susianti menyampaikan
apresiasinya atas inisiatif dari tim. “Kami sangat berterima kasih atas program
ini. Edukasi dan teknologi yang diperkenalkan dapat membantu sekolah kami dalam
menciptakan lingkungan yang lebih sehat serta mengurangi risiko DBD,”
ungkapnya. Beliau berharap program serupa bisa dilaksanakan secara
berkelanjutan dan dikembangkan di sekolah lain di wilayah Serang.
Setelah kegiatan, tim melakukan
evaluasi untuk mengukur pemahaman peserta. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas
peserta merasa lebih paham mengenai bahaya DBD dan percaya bahwa teknologi
ultrasonik berbasis IoT dapat menjadi langkah preventif yang efektif. Temuan
ini membuktikan bahwa tujuan program berhasil tercapai. Keberhasilan ini juga
mendorong tim pengabdian untuk merencanakan pengembangan alat yang lebih
modern, efisien, dan terjangkau, sehingga dapat digunakan secara luas di
masyarakat.
Program ini tidak hanya sekadar
pengabdian, tetapi juga kontribusi nyata dalam bidang kesehatan masyarakat.
Dengan menggabungkan edukasi dan teknologi, tim pengabdian berharap dapat
menekan angka penyebaran DBD di lingkungan sekolah. Universitas Pamulang dan
SMKN 3 Kota Serang berkomitmen untuk melanjutkan penelitian serta memperluas
implementasi teknologi pengusir nyamuk otomatis ini. Kolaborasi yang baik
diharapkan mampu menghasilkan dampak positif yang berkelanjutan demi
terciptanya lingkungan belajar yang aman, sehat, dan bebas dari ancaman
penyakit menular.